Tentang Islam

                                                        Hadith of the Day

Penjelasan

Dalam bahasa Arab, kata “Islam” berarti “tunduk” atau “patuh”. Jika seorang Muslim ditanya, “Apakah itu Islam?”, Biasanya dia akan menjawab, “Agama yang tunduk kepada Allah, satu-satunya Tuhan yang benar.”

Jawaban ini terlalu singkat. Untuk memahami Islam yang benar, satu gambaran yang jelas yang diperlukan. Untuk mendapat gambaran yang jelas ini, satu penelitian sejarah diperlukan.

Islam Dalam Sejarah
Sebelum Islam bertapak di tanah Arab di bawah pimpinan Muhammad, terdapat empat jenis kepercayaan yang berpengaruh di sana.

1. Arab Jahiliyah
Mereka ini penyembah-penyembah berhala yang percaya kepada satu Tuhan yang Maha Tinggi, dewa-dewi dan berbagai jenis kuasa ghaib. Meskipun begitu, sejumlah besar dari mereka (terutama bani Quraisy di Mekah) mengaku diri mereka dari keturunan Ibrahim.

Rumah berhala mereka yang terkenal adalah Ka’bah yang bertempat di Mekah. Di dalamnya terdapat berbagai objek-objek pujaan dan berhala.

2. Yahudi
Pada zaman Muhammad, terdapat ramai orang Yahudi di tanah Arab. Sebagian besar dari mereka bukan Yahudi sejati melainkan yang telah memeluk agama Yahudi. Menurut Yaqubi, bani Yahudi Quazah dan Nadhir di Madinah merupakan suku-bangsa Arab Jurham yang telah diyahudikan.

Orang Yahudi pada waktu itu lebih berpengetahuan tentang dongeng rakyat dan tulisan ulama mereka dari apa yang sebenarnya di tulis dalam Taurat. Malah, ada yang telah lupa bahasa asal mereka dan tidak dapat lagi membaca kitab Taurat yang ditulis dalam bahasa Ibrani. Karena ulama-ulama Yahudi saja yang memahami kitab Taurat, ayat-ayat dari kitab itu terpaksa diterjemahkan secara spontan ke dalam bahasa Arab dalam upacara-upacara sembahyang umum.

3. Kristen
Orang yang pertama menjadi Kristen adalah orang Yahudi. Mereka berbeda dengan orang Yahudi lain karena menerima Yesus sebagai Kristus yang telah dijanjikan Allah. Bila semakin banyak orang bukan-Yahudi memeluk agama Kristen, mereka mulai membentuk identitas mereka sendiri. Pada zaman Muhammad, orang Kristen telah ada selama enam ratus tahun. Dalam waktu yang singkat itu, agama Kristen berhasil menjadi agama utama di Timur Tengah.

Akan tetapi orang Kristen pada masa itu telah pudar semangat dan banyak ajaran-ajaran sesat telah berhasil memecahbelahkan penduduk Kristen ke kelompok-kelompok yang bertentangan paham. Banyak orang keliru tentang paham Kristen yang benar terutama mereka yang tidak berpeluang membaca Alkitab (gabungan kitab Taurat, Mazmur dan Injil) untuk mengkaji kiat-kiat yang diperdebatkan.

Suasana ini merebak ke tanah Arab yang pada waktu itu tidak memiliki Alkitab dalam bahasa Arab. Orang Kristen di tanah Arab pada waktu itu terdiri dari kaum Nestoria, Baizantin dan Monofisit. Golongan Baizantin dan Monofisit merupakan dua golongan paling berpengaruh dan merekalah yang menimbulkan perselisihan bila memanggil Maryam, Ibu Tuhan. Maka tidak heran jika suasana seperti itu telah menghalangi Muhammad dari mendapatkan ajaran Kristen yang benar.

Akhirnya, penyebaran ajaran-ajaran sesat ini dapat diblokir dan diperbaiki. Prosesnya memakan waktu yang lama karena intervensi berbagai pihak yang berkuasa. Bila umat Kristen berhasil bangkit dari kemelut akidah yang telah memecahbelahkan mereka, Islam telah pun bertapak di Timur Tengah dan Afrika Utara.

4. Hanif
Kata Hanif berarti “Dia yang berpaling” yaitu dari penyembahan berhala. Orang Hanif ialah orang Arab Jahiliah yang telah dipengaruhi oleh paham Yahudi dan Kristen lalu mereka menolak amalan penyembahan berhala. Mereka tidak berjamaah tetapi percaya agama yang benar adalah agama yang dipegang bapa bangsa mereka, Ibrahim.

Agama Yahudi, Kristen dan Islam masing-masing menuntut mewakili agama Ibrahim yang sebenar. Adalah menarik bahwa dari empat Hanif yang diceritakan oleh Ibn Ishaq, tiga dari mereka menemukan kebenaran yang dicari-cari mereka dalam agama Kristen.

Hanif satu adalah Waraqah bin Naufal, sepupu Khatijah, isteri pertama Muhammad. Dia memeluk agama Kristen dan menjadi seorang Kristen yang terpelajar. Walaupun dia adalah saudara dan penasihat rohani Muhammad, dia tidak pernah memeluk agama Islam. Setelah kematiannya, Muhammad telah bermimpi melihat Waraqah berpakaian putih dan mengambilnya sebagai tanda Waraqah selamat di syurga.

Hanif kedua ialah Abdullah bin Jashy. Pada mulanya dia memeluk agama Islam tetapi kemudian memeluk agama Kristen setelah berhijrah ke Ethiopia akibat penganiayaan di Mekah. Abdullah selalu bersaksi kepada pelarian Islam yang lain tentang pengalaman rohaninya yang baru itu. Dia pernah berkata, “Kami (Kristen) melihat dengan jelas tetapi kamu (Islam) mengerdip mata saja.” Maksudnya jelas – Abdullah percaya bahwa orang Kristen memiliki pandangan yang jelas dalam hal-hal rohani manakala Islam masih belum berhasil melihat terang kebenaran Allah.

Hanif yang ketiga adalah Usman bin Huarith. Dia merupakan saudara isteri pertama Muhammad dan memeluk agama Kristen saat di Baizantin.

Hanif yang keempat, Zaid bin Amru, tetap Hanif sampai akhir hayatnya. Dikatakan dia selalu berdoa, “Ya Allah. Jika aku tahu jalan mana yang paling Engkau berkenan, aku akan menyembah-Mu dengannya. Tetapi aku tidak tahu. ”

Sebelum menerimanya, Muhammad merupakan seorang Hanif. Pada setiap tahun, di bulan Ramadhan, dia akan pergi bertapa di Gua Hira yang dekat dengan Mekah. Praktek ini sebenarnya berasal dari orang Kristen di Suriah yang kemudian menjadi populer di kalangan orang Arab.

Menurut ajaran Islam, kenabian Muhammad dimulai pada satu malam pada bulan Ramadhan saat dia terdengar satu suara menyuruh dia “mengucap” (yakni ayat-ayat Alquran yang bakal diturunkan kepadanya). Suara ini didengarnya ketika dia sedang bertapa di Gua Hira. Bila dia mempertimbangkan kata-kata tersebut, malaikat Jibril telah menjelma dan memberitahunya, “Muhammad! Engkaulah rasul Allah. ”

Pada mulanya Muhammad menyebarkan pesan Islam di kalangan orang Arab saja. Setelah dia hijrah ke Madinah (yang banyak berpenduduk Yahudi), dia mencoba membujuk orang Yahudi menerimanya sebagai seorang nabi setaraf nabi-nabi dalam kitab Taurat. Muhammad mengelar orang Yahudi dan Kristen “anggota-anggota kitab”. Meskipun begitu, orang Yahudi menentang Muhammad dan menolak pesan. Mereka yakin kitab suci mereka tidak menyatakan apa-apa tentangnya. Sejak dari itu, Muhammad mulai bermusuhan dengan mereka.

Bila ditanya apakah orang Islam orang Yahudi atau Kristen, Alquran mengarahkan orang Islam untuk memberi jawaban ini:

Berkata mereka itu: Beragama Yahudilah kamu, atau beragama Nasrani, supaya kamu mendapat petunjuk. Katakanlah: Bahkan agama Ibrahim yang lurus (kami ikut), dan bukanlah dia termasuk orang-orang musyrik. Katakanlah: Kami telah beriman kepada Allah dan (Kitab) yang diturunkan kepada kami dan apa-apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Yaqub dan anak-anaknya (begitu juga kepada kitab) yang diturunkan kepada Musa dan Isa, dan apa-apa yang telah diturunkan kepada nabi-nabi dari Tuhan mereka, tiadalah kami perbezakan seorang juga di antara mereka itu dan kami patuh kepada Allah. Maka jika mereka beriman seperti keimanan kamu, sesungguhnya mereka mendapat petunjuk; tetapi jika mereka berpaling (tiada beriman seperti keimananmu), maka hanya mereka dalam perpecahan (dengan kamu); maka engkau akan dipeliharakan Allah dari kejahatan mereka, dan Dia Mahamendengar, lagi Mahamengetahui.
(2 Surah Al Baqarah ayat 135-137)

Bila ayat-ayat ini yang dipandang dari sudut sejarah, maka jelaslah agama Islam merupakan satu panggilan untuk kembali ke agama Ibrahim dan pesan nabi-nabi Allah. Apakah ini telah dilakukan penganut agama Islam? Apakah Islam hari ini mewakili agama Ibrahim, Ismail, Ishaq dan Yaqub yang sebenar? Apakah kitab Musa dan Isa ditaati hari ini oleh pengikut Islam?

Agama Ibrahim

(Ingatlah) ketika Tuhan berfirman kepada Ibrahim: Islamlah engkau! Jawabnya: Saya telah Islam (patuh menurut) Tuhan semesta alam. (2 Surah Al Baqarah ayat 131)

Siapakah yang terlebih baik agamanya dari orang yang menundukkan mukanya kepada Allah sedang ia berbuat kebaikan dan menurut agama Ibrahim yang lurus? Allah telah mengangkat Ibrahim itu sebagai tolan (sahabat). (Surah An Nissak ayat 125)

Agama Ibrahim adalah agama penundukan dan ketaatan kepada perintah-perintah Allah. Ibrahim menikmati banyak berkat karena keberhasilannya tunduk dan taat kepada Allah. Dia telah diberi anak yang saleh walaupun sudah berusia, anaknya ditebus Allah ketika Ibrahim patuh kepada perintah Allah (dalam mimpi) untuk menyembelih anaknya dan dia dijadikan imam bagi manusia. Akan tetapi berkat paling besar dialami Ibrahim adalah penghormatan menjadi sahabat Allah.

Bagaimana dengan Anda hari ini? Apakah Anda berhasil tunduk dan taat kepada perintah-perintah Allah Ibrahim, Ishaq dan Yaqub? Apakah berkat-berkat yang telah Anda alami sebagai hasil kepatuhan ini? Apakah Anda seorang sahabat Allah?

Mengapa Allah berkenan kepada nenek moyang kita Ibrahim? Allah berkenan kepada Ibrahim karena perbuatan Ibrahim, yaitu mempersembahkan Ishaq, anaknya di atas mezbah, sebagai persembahan kepada Allah. Kamu tidak nampakkah bahwa Ibrahim menunjukkan imannya dengan perbuatannya? Oleh itu, iman Ibrahim menjadi sempurna. Hal itu sesuai dengan ayat Alkitab, “Ibrahim percaya kepada Allah, dan karena imannya Allah menerima dia sebagai orang yang melakukan kehendak Allah.” Itulah sebabnya Ibrahim disebut sahabat Allah. (Yakub bab 2 ayat 21-23)

Posted in Uncategorized | 1 Comment